Our Banner

Photobucket

Senin, 30 Mei 2011

Nyeri Pada Payudara, Apakah Pemicunya ?

Apakah payudara anda nyeri ? atau sering nyeri ? Padahal anda merasa tidak ada yang salah pada payudara anda ? Mungkin artikel ini bisa sedikit membantu anda.

Jakarta, Nyeri pada payudara merupakan keluhan umum yang sering dialami oleh perempuan baik secara konstan atau hilang timbul. Kondisi ini ternyata bisa dipicu oleh beberapa faktor. Apa saja penyebab nyeri payudara ini?

Nyeri payudara (mastalgia) biasanya digambarkan dengan rasa sakit di salah satu atau kedua payudara, rasa seperti terbakar atau sesak di jaringan payudara. Gejala ini lebih sering terjadi pada kaum muda, perempuan premenopause dan perempuan perimenopause.

Nyeri yang dirasakan pada payudara dibedakan menjadi dua jenis yaitu nyeri cyclic dan noncyclic. Nyeri cyclic biasanya berhubungan dengan siklus hormon seperti menstruasi dan tidak berbahaya. Sedangkan nyeri payudara noncyclic umumnya berasal dari payudara itu sendiri atau daerah di sekitarnya.

Meski begitu ada beberapa faktor pemicu yang menyebabkan rasa nyeri di payudara, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Jumat (20/5/2011) yaitu:
  1. Hormon reproduksi, nyeri payudara cyclic diperkirakan memiliki hubungan yang kuat dengan hormon dan siklus menstruasi. Nyeri ini akan berkurang atau hilang ketika seseorang hamil atau menopause.
  2. Faktor anatomi, nyeri payudara non-cyclic lebih dimungkinkan akibat anatomi seperti dipicu oleh kista, trauma, operasi sebelumnya atau faktor lain yang berhubungan dengan payudara. Tapi nyeri ini juga bisa disebabkan oleh faktor di luar seperti dinding dada, otot, persendian atau jantung yang menyebar ke payudara.
  3. Ketidakseimbangan asam lemak, adanya ketidakseimbangan dalam sel bisa mempengaruhi sensitivitas jaringan payudara terhadap sirkulasi hormon. Karenanya orang yang memiliki jumlah asam lemak tidak seimbang akan diberikan obat untuk mengatur keseimbangan dan mengurangi kepekaan jaringan payudara.
  4. Konsumsi obat tertentu, beberapa konsumsi obat hormon seperti obat kontrasepsi dan perawatan kesuburan bisa memicu nyeri di payudara. Beberapa studi melaporkan obat antidepresan juga bisa memicu nyeri.
  5. Ukuran payudara, perempuan yang memiliki ukuran payudara besar lebih mungkin mengalami nyeri payudara non-cyclic. Ketidaknyamanan ini kadang dirasakan juga di leher, bahu dan punggung. Beberapa studi menunjukkan bahwa operasi pengurangan kadang bisa mengurangi masalah ini.
  6. Penggunaan ukuran bra yang tidak tepat, menggunakan bra dalam ukuran yang tidak tepat misalnya terlalu kecil akan memicu rasa nyeri, hal ini karena bra tersebut akan menekan payudara dan tidak menyokongnya dengan baik.
Meski kadang tidak berbahaya, tapi pada kondisi-kondisi tertentu sebaiknya rasa nyeri ini tidak diabaikan dan harus konsultasikan ke dokter yaitu:
  1. Rasa nyeri yang terus menerus setiap hari selama lebih dari beberapa minggu
  2. Rasa nyeri yang terlokalisir pada satu daerah tertentu dari payudara
  3. Rasa nyeri yang muncul semakin memburuk dari waktu ke waktu
  4. Rasa nyeri yang muncul sudah mengganggu kegiatan sehari-hari
Beberapa saran mungkin bisa dicoba untuk menghilangkan rasa nyeri seperti menggunakan bra yang sesuai untuk mengurangi pergerakan payudara pada dinding dada, serta mencatat dan menandai kapan saja rasa nyeri tersebut timbul sehingga bisa diperkirakan penyebabnya.

Saran penulis adalah segeralah menghubungi dokter keluarga anda jika anda mengalami rasa nyeri seperti yang disebutkan diatas.

Taken From detikhealth.com
Edited by drt
Pict from amazoo.com

Payudara Meradang ? Apa Penyebabnya ?


Tadi pagi saya sempat membaca sekilas tentang peradangan yang diderita oleh salah satu newsmaker di Indonesia, siapakah dia ? Dialah Melinda dee. Disini saya tidak membahas tentang inong Melinda tetapi yang akan saya bahas adalah peradangan pada payudara itu sendiri. Bacalah artikel singkat berikut ini yang akan sedikit bisa menambah pengetahuan kita bersama

Jakarta,
Sama seperti bagian tubuh lainnya, payudara juga bisa mengalami peradangan yang sebagian besar diakibatkan oleh infeksi. Selain karena infeksi oleh kuman karena puting susu bermasalah, payudara meradang juga bisa karena pemakaian silikon yang bocor atau perubahan hormon.

Infeksi pada payudara merupakan gangguan paling umum pada perempuan antara usia 18-50 tahun. Infeksi ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu infeksi pada perempuan yang menyusui dan infeksi secara spontan (non-menyusui).

Peradangan yang terjadi pada jaringan payudara biasa disebut dengan mastitis yang biasanya sangat menyakitkan. Meski lebih sering terjadi pada ibu menyusui, tapi perempuan yang sehat juga bisa mengalaminya terutama jika memiliki penyakit diabetes, penyakit kronis, AIDS atau gangguan sistem kekebalan tubuh sehingga menjadi lebih rentan.

Beberapa hal diketahui bisa menjadi pemicu timbulnya peradangan pada payudara, seperti dikutip dari WebMD dan MayoClinic, Senin (30/5/2011) yaitu:

1. Infeksi bakteri
Biasanya berasal dari mulut bayi atau puting susu yang masuk ke dalam saluran susu akibat adanya retakan kecil di kulit puting dan berkembang biak. Biasanya disebabkan oleh kuman Streptococcal dan mengakibatkan peradangan di daerah tersebut.

2. Kebocoran gel silikon
Jika gel silikon pecah atau rusak maka akan terjadi kebocoran yang menyebabkan peradangan pada kapsul fibrosa yang disertai dengan timbulnya rasa nyeri serta tidak nyaman.

3. Perubahan hormon
Kondisi ini bisa menyebabkan saluran susu menjadi tersumbat oleh sel-sel kulit mati sehingga membuat payudara lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Biasanya infeksi ini mendapatkan perawatan dengan antibiotik.

4. Adanya peradangan kronis pada saluran-saluran di bawah puting sebelumnya.

Gejala yang ditimbulkan dari peradangan payudara adalah:

  1. Rasa sakit
  2. Kemerahan
  3. Payudara terasa hangat
  4. Pembengkakan
  5. Demam atau suhu badan meningkat
  6. Menggigil
  7. Kelelahan
  8. Terkadang disertai dengan adanya benjolan kecil di payudara.

Jika rasa sakit yang muncul terus menerus, disertai dengan keluarnya cairan dari puting dan tidak adanya perbaikan dalam waktu 48-72 jam, maka segera konsultasikan ke dokter keluarga anda agar bisa segera mendapatkan pengobatan.

Jika segera diobati, sebagian besar infeksi pada payudara bisa sembuh dengan cepat dan tidak menimbulkan komplikasi serius. Tapi jika tidak bisa diatasi dengan antibiotik, kadang dibutuhkan tindakan pembedahan dengan menggunakan sayatan kecil untuk mengeluarkan penyebab infeksi sampai benar-benar bersih agar tidak terjadi infeksi lanjutan. Mengenai sayatan kecil ini anda bisa memperoleh keterangan lanjut dari dokter bedah anda.

Pada akhirnya penulis berharap info diatas bisa berguna bagi para pembaca blog ini. Marilah kita saling berbagi untuk memajukan bangsa kita.


Taken From detikhealth.com
Edited by drt
Pict from

Selasa, 17 Mei 2011

Serangan Jantung !!!!! Apakah Yang Anda Ketahui ??

Anda tentunya pernah mendengar istilah gagal jantung bukan ? Ulasan singkat berikut ini semoga bisa sedikit memperluas pengetahuan kita tentang istilah ini

Serangan Jantung Jenis AMI (Acute Myocard Infarct) adalah kerusakan otot jantung pada bagian tertentu yang bila tidak segera ditangani bisa berakibat sudden death (kematian mendadak) atau kelainan jantung sekunder yang memerlukan perawatan selanjutnya. Yang dimaksudkan disini adalah kontrol teratur di dokter yang terlatih menangani masalah jantung tersebut.

Fakta Yang Berhubungan Dengan Serangan Jantung:

1. Ada kerusakan pada otot jantung yang jika tidak mendapatkan penanganan segera akan masuk ke fase sekunder. Pada akhirnya kerusakan tersebut menjadi permanen. Kerusakan ini pada umumnya dikarenakan kurangnya oksigenasi otot jantung yang terganggu akibat adanya penyumbatan.

2. Karena kerusakan ini bisa berhubungan dengan sumbatan pada pembuluh darah koroner jantung maka diperlukan adanya pencegah penyumbatan atau yang biasa dikenal dengan pemasangan cincin pada pembuluh darah jantung. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh ahli bedah jantung.

3. Waktu yang masih diperkenankan antara sensasi yang menandakan anda terkena serangan jantung ini dan tindakan invasif jantung untuk pemasangan cincin adalah 6 jam. Lebih dari waktu ini tindakan pemasangan cincin tidak lagi efektif dan jantung tidak akan bisa pulih seperti semula.

4. Serangan jantung bisa diketahui dengan segera lewat rekaman aktivitas elektrik jantung yang dikur oleh alat yang menghasilkan rekaman dalam bentuk kertas yang disebut Elektrokardiogram. Pada kertas rekaman ini ada beberapa gambaran khas untuk serangan jantung yang bisa dikenali oleh tenaga medis yang bertugas di UGD.

5. Dipengaruhi oleh faktor resiko berikut ini:
  • Umur
  • Jenis kelamin
  • Kebiasaan merokok
  • Diabetes mellitus
  • Hypertensi
  • Hypercholesterolemia and hypertriglyceridemia, termasuk ketidakseimbangan kadar lemak
  • Dyslipidemia
  • Obesitas
  • Sedentary lifestyle dan kurang olahraga
  • Stress Psikososial
  • Higiene perorangan yang buruk
  • Kepribadian Tipe A
Bila anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan diatas, atau faktor resiko yang cocok hendaknya anda harus mulai berpikir untuk cek jantung secara periodik di dokter jantung anda


pict from: johnstonefitness.com
edited by drt
translated from: emedicine

Rabu, 04 Mei 2011

Berbahayakah Mengkorek Telinga Dengan Cotton Bud ?

Jumpa lagi dengan saya kali ini kita akan membahas tentang bahaya mengkorek telinga dengan cotton bud, kebiasaan ini kelihatannya sangat remeh dan tidak membahayakan kesehatan, tetapi cobalah anda baca artikel berikut ini untuk sekedar menambah pengetahuan kita bersama

MEMASUKKAN kapas atau cotton bud ke dalam telinga dapat mengakibatkan gendang telinga pecah, menurut sebuah studi baru. Dalam kebanyakan kasus, kondisi itu memang bisa sembuh sendiri, tapi bisa juga hingga diperlukan operasi untuk kasus yang parah.

"Di masa lalu, banyak otolaryngologists bertanya-tanya apakah operasi benar-benar diperlukan untuk mengobati gendang telinga pecah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 97 persen kasus sembuh sendiri dalam waktu dua bulan. Untuk itu, ini membuktikan bahwa kebanyakan kasus tidak memerlukan operasi," kata Ilaaf Darrat, seorang otolaryngologist di Henry Ford Hospital seperti dikutip dari Newsmedical Kamis (28/4).

Lebih dari separuh pasien yang mendatangi klinik THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) mengakui menggunakan penyeka kapas (cottonbud) untuk membersihkan telinga mereka. Tetapi jika kapas didorong terlalu jauh dalam liang telinga (biasanya terjadi tanpa disengaja) dapat menyebabkan kerusakan serius, termasuk gendang telinga pecah atau dalam istilah kedokteran dikenal sebagai perforasi membran timpani (TMP) Tymphanic Membrane Perforation.

TMP tidak bisa diremehkan sebab mikroorganisme yang banyak terdapat pada liang telinga bisa megakibatkan peradangan telinga tengah dan bila tidak tertangani infeksinya bisa menjalar ke otak menimbulkan radang otak (Meningitis). Didalam telinga bagian dalam dijumpai juga saraf keseimbangan tubuh maka wajar bila saraf ini terkena keseimbangan tubuh pun akan terganggu

TMP parah dapat menyebabkan kelumpuhan wajah dan vertigo. "Jika pasien mengalami gejala seperti gangguan pendengaran, drainase, pusing atau kelainan dalam gerakan-gerakan wajah, mereka harus ke dokter untuk mengetahui kerusakan telinga sedini mungkin," tambah Darrat.

Saran penulis: berhati-hatilah bila mengkorek telinga, segeralah hubungi dokter bila terjadi sesuatu dengan telinga anda berhubungan dengan masalah korek-mengkorek telinga, terutama bila anda tidak bisa menanganinya sendiri. Semoga bermanfaat

Article taken from Mediaindonesia.com
Pict: Flickr
Edited by drt

Minggu, 01 Mei 2011

Bagaimanakah Cara Menghindari Kanker Serviks ?

Apakah anda pernah mendengar tentang kanker serviks ? Atau Kanker mulut rahim, marilah kita sedikit berbagi informasi tentang kanker jenis ini, walaupun singkat bisa menambah wawasan kita tentang kanker serviks

Serviks adalah penghubung antara rongga rahim dengan vagina, ketika menstruasi darah haid mengalir melalui serviks. Saat hamil serviks tertutup rapat karena menjaga kondisi bayi dalam kandungan, ketika melahirkan serviks membuka supaya bayi mudah keluar

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu penyebab utama kematian perempuan di seluruh dunia, kata pakar kandungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Alfaina Wahyuni.

"Di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks, sedangkan di Indonesia setiap jam satu perempuan meninggal karena kanker leher rahim tersebut," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia pada seminar "Mengenal dan Mencegah Kanker Leher Rahim", kanker serviks adalah tumbuhnya sel abnormal pada leher rahim. Penyebabnya adalah "human papiloma virus" (HPV).

"Setiap perempuan segala usia dapat terkena kanker serviks, tetapi jarang ditemukan pada usia sebelum 20 tahun," katanya.
Ia mengatakan untuk pencegahan kanker serviks ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya dengan menghindari faktor risiko seperti menunda hubungan seksual atau menikah hingga usia 20 tahun atau lebih.
Selain itu, tidak berganti pasangan, menghindari penyakit menular seksual, tidak merokok, hidup sehat, cukup gizi mulai dari vitamin A, C, beta carotene hingga asam folat.

Terkait dengan penggunaan pembalut wanita ketika menstruasi atau datang bulan, ia mengatakan pembalut sebaiknya digunakan ketika memang sedang menstruasi dan harus sering diganti. Penggunaan pembalut akan menimbulkan kelembaban berlebih di daerah kewanitaan.
"Penggunaan cairan pembersih vagina jangan terlalu sering. Ketika rutin atau setiap hari mengunakan cairan tersebut justru akan menghilangkan kuman-kuman baik yang ada di vagina," katanya.

Ahli Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) UMY Supriyatiningsih mengatakan untuk mencegah kanker leher rahim dapat dilakukan dengan pencegahan primer dan sekunder.
Pencegahan primer untuk orang-orang tanpa bukti klinis belum terkena penyakit, dapat dilakukan dengan vaksin dan edukasi atau sosialisasi terhadap masyarakat mengenai bahaya kanker leher rahim.
Pencegahan sekunder untuk orang-orang yang sudah terbukti klinis terkena penyakit. Hal ini dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan perjalanan penyakit.

Misalnya, melakukan deteksi dini dengan "pap smear". "Pap smear" dilakukan untuk wanita yang sudah melakukan hubungan seksual atau menikah. "Jika belum pernah melakukan hubungan seksual atau menikah tidak perlu melakukan 'pap smear', tetapi diberikan vaksin," katanya.

Taken From Republika.co.id
Edited by drt