Our Banner

Photobucket

Kamis, 31 Maret 2011

Benarkah ada hubungan pemakaian deodorant dengan kanker payudara ?

Apakah betul deodorant yang biasa kita pakai meyebabkan kanker payudara ? Artikel berikut ini akan memberikan kita sedikit gambaran tentang itu, silahkan dibaca

Tak bisa dipungkiri, produk kosmetika dan perawatan kulit saat ini pasti mengandung berbagai bahan kimia. Tak heran jika banyak kabar berbedar tentang efek buruk penggunaan produk-produk tersebut, seperti rumor tentang deodoran yang katanya bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Tapi apakah benar?

Jangan telan bulat-bulat semua informasi yang Anda dengar. Di bawah ini ada lima mitos yang salah tentang deodoran dan antiperspiran, yang sudah dibantah oleh banyak ahli termasuk oleh American Cancer Society.

1. Deodoran meningkatkan risiko kanker payudara.

Nyaris tak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini. Sejumlah ilmuwan pernah melakukan penelitian di tahun 2002, melibatkan 813 wanita pengidap kanker payudara dan 793 wanita yang sehat. Para ilmuwan tersebut tak menemukan adanya hubungan antara risiko kanker payudara, penggunaan deodoran, maupun kebiasaan mencukur rambut ketiak.

2. Memakai deodoran setelah mencukur rambut ketiak membuat bahan kimia yang berbahaya jadi lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan kanker payudara.
Jika Anda bercukur dan tak sengaja melukai kulit ketiak Anda, kulit Anda berisiko terkena infeksi. Dan jika kulit yang luka atau terinfeksi terkena paparan deodoran, tentu saja akan menimbulkan iritasi kulit. Bukan kanker payudara.

3. Deodoran mengandung bahan kimia bernama parabens yang menyebabkan kanker.
Penelitian menunjukkan bahwa parabens mengandung substansi yang mirip dengan hormon estrogen. Jika tubuh terpapar banyak estrogen, risiko kanker payudara memang meningkat. Namun estrogen yang terdapat dalam parabens jauh lebih sedikit dibanding estrogen yang dihasilkan secara alami oleh tubuh kita. Fakta lainnya: parabens tak hanya terdapat pada deodoran, tapi juga shampo, body lotion, sun screen, dan berbagai jenis make up. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa parabens bisa ditemukan pada urine 99% manusia. Dan hingga kini belum ada bukti bahwa parabens menyebabkan kanker.

4. Antiperspirant membuat produksi keringat berkurang. Racun-racun berbahaya di dalam tubuh pun jadi tak terbuang.
Tubuh membersihkan diri dari racun-racun yang berpotensi menyebabkan kanker bukan lewat keringat, melainkan dengan bantuan ginjal dan hati. Bahan-bahan berbahaya ini "diusir" keluar dari darah melalui urine dan feces.

5. Risiko kanker payudara bagi pria lebih kecil karena mereka tak mencukur bulu ketiak dan bahan-bahan deodoran tak terserap masuk ke dalam kulit.
Pria lebih jarang terkena kanker payudara dibanding wanita karean pria memiliki jaringan payudara yang lebih sedikit dibanding wanita. Jaringan payudara wanita jumlahnya seratus kali lipat pria, jadi wajar saja jika risiko kanker payudara pada wanita pun seratus kali lebih besar. Hal lain yang menyebabkan perbedaan tingginya risiko kanker payudara adalah hormon. Jika seorang pria memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi, ia pun berisiko lebih besar untuk terkena kanker payudara. Semua tak ada hubungannya dengan rambut ketiak maupun penggunaan deodoran.

Taken From Yahoo
edited by drt

Tahukah Anda Ternyata Ada Yang Sedih Walaupun Terpuaskan ? Apa Yang Memicunya ?

Perasaan apakah yang biasa muncul setelah berhubungan seksual ? Ternyata tidak semua dari kita senang setelah melakukan aktifitas ini, bacalah selengkapnya di artikel singkat di bawah ini

Brisbane, Hubungan seks yang dilakukan di bawah tekanan sering menyebabkan seseorang terutama perempuan merasa gelisah. Namun menurut penelitian, 1 dari 3 perempuan tetap merasa sedih dan kelihatan murung meski terpuaskan dalam hubungan seks.

Normalnya, perasaan yang paling sering muncul setelah berhubungan seks yang menyenangkan adalah perasaan rileks. Hal ini berhubungan dengan pelepasan hormon-hormon oksitosin pemicu orgasme dan terhentinya hormon kortisol yang memicu stres.

Perasaan negatif seperti sedih dan gelisah yang muncul usai berhubungan seks disebut post-sex blues. Biasanya, fenomena ini dialami oleh perempuan yang berhubungan seks di bawah tekanan atau dibayangi trauma di masa lalu misalnya pernah dilecehkan.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan Prof Robert Schweitzer dari Queensland University of Technology, fenomena ini tidak hanya dialami oleh perempuan yang tidak menikmati hubungan seks. Bahkan ketika terpuaskan, perasaan negatif itu tetap muncul pada beberapa orang.

Tidak diketahui pasti penyebabnya, namun penelitian tersebut mengungkap 32,9 persen perempuan mengalami post-sex blues. Artinya 1 dari 3 perempuan akan merasa sedih dan gelisah meski terpuaskan dalam hubungan seks yang baru saja dilakukan bersama pasangannya.

"Post-sex blues pada perempuan yang punya trauma psikologis akan membuatnya menghindari seks. Tapi karena banyak yang mengalaminya, maka ada faktor lain yang memicunya yakni faktor biologis," ungkap Prof Schweitzer seperti dikutip dari NineMSN, Kamis (31/3/2011).

Prof Schweitzer menduga, faktor psikologis justru tidak banyak memicu gangguan suasana hati yang disebut juga poscoital dysphoria ini. Meski demikian, penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Health ini tidak mengungkap faktor lain yang memicunya.

Taken from detikhealth
by drt

Rabu, 23 Maret 2011

Berbahayakah Baterai Bekas Bagi Kita & Lingkungan ?


Sering kita bertanya-tanya apa yang bisa kita lakukan dengan baterai kita yang telah habis masa pakainya, artikel di bawah akan sedikit memberikan kita gambaran tentang bahaya baterai bekas dan apa yang hendaknya kita lakukan....

Apa yang Anda lakukan terhadap baterai bekas? Hampir semua akan menjawab, membuangnya ke tempat sampah. Baterai bekas adalah limbah yang sangat berbahaya yang sebenarnya tidak boleh dibuang sembarangan.

Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.

Pakar lingkungan Dr R Budi Haryanto mengaku wajar jika masyarakat banyak yang tidak tahu cara membuang baterai bekas yang aman. Karena memang selama ini juga tidak pernah ada sosialisasi bagaimana memperlakukan jenis-jenis sampah.

Menurutnya, sangat sulit untuk menyadarkan masyarakat bagaimana membuang limbah yang berbahaya jika pemerintah juga tidak memberikan contoh.

"Hampir semua orang tidak aware karena mereka tidak tahu bahayanya, jadi baterai bekas di buang begitu saja," ujar Dr R Budi Haryanto selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI saat dihubungi detikHealth, Kamis (17/3/2011).

Dr Budi menuturkan salah satu kuncinya adalah melakukan sosialisasi mengenai masalah hal ini kepada masyarakat bahwa baterai bekas itu berbahaya sehingga penanganannya lebih komprehensif. Kalau tidak disosialisasi maka masyarakat tidak akan tahu dan tidak mengelola limbah tersebut dengan baik.

Kenapa baterai bekas tidak boleh dibuang sembarangan?

Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium.

Jika baterai ini dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung di dalamnya akan mencemari air tanah penduduk dan membahayakan kesehatan.

Dr Budi mengungkapkan jika air yang tercemar logam berat ini digunakan oleh masyarakat bisa menyebabkan penyakit kronis yang nantinya menimbulkan gangguan di sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi dan bahkan kanker.

"Efek yang muncul adalah jangka panjang. Dan biasanya masyarakat baru akan lebih peduli jika efek yang muncul itu dalam jangka waktu dekat," ungkap dosen FKM yang lahir di Malang 51 tahun lalu.

Bagaimana mengelola sampah baterai bekas?

Seharusnya limbah baterai bekas ini dikelola secara khusus dan terpisah dari sampah-sampah lainnya.

Teknologi yang ada adalah limbah B3 akan ditimbun di dalam tanah yang sudah mengandung bahan-bahan kimia lain untuk dinetralisir dan juga dihancurkan agar tidak mencemari lingkungan.

"Untuk mengatasi limbah B3 ini semua orang harus aware terlebih dahulu, baik dari masyarakat, pengelola sampah dan juga pemerintah karena ini masalah yang kompleks. Biasanya hanya orang yang betul-betul sadar yang melakukan hal ini," ujarnya.

Apa bahaya baterai bekas?

Limbah baterai tidak hanya menyebabkan polusi tetapi juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang menjadi sumber daya baterai, seperti timah, merkuri, nikel, kadmium, lithium, perak, seng dan mangan

Dalam aksi mikroorganisme, merkuri anorganik bisa diubah menjadi methylmercury, berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian.

Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat.

Selain itu, kadmium dapat menyebabkan keracunan kronis dan menjadi faktor menyebabkan emfisema (penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara di paru-paru), osteomalasia (pelunakan tulang), anemia (kurang darah), juga membuat kelumpuhan pada tubuh manusia.

Ekskresi timbal juga paling sulit di dalam tubuh manusia dan dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.

Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat lainnya, dari waktu ke waktu kandungan berbahaya didalamnya dapat mencemari air dan tanah, yang kemudian mengancam kehidupan ikan, tanaman, perusakan lingkungan dan secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.

Kenapa susah membiasakan warga membuang limbah baterai dengan tepat?

Menurut Dr Budi susahnya membiasakan orang membuang limbah baterai yang aman karena perlu usaha yang besar. Harus ada fasilitas khusus yang menampung dan orang yang mengerjakannya.

Contohnya jika dikumpulkan per RT, lalu siapa yang akan mengirim ke pusat pengolahan limbah B3 nya. Kondisi ini terkait dengan berapa jauh letaknya dan berapa biaya yang harus dikeluarkan.

Meski demikian Dr Budi menuturkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi dampak buruk dari pencemaran limbah baterai bekas yaitu:

  1. Masyarakat harus disosialisasikan terlebih dahulu mengenai bahaya dari limbah B3 bagi kesehatan
  2. Mulailah untuk memisahkan limbah berbahaya seperti baterai bekas di rumah dengan menaruhnya di dalam plastik khusus dan terpisah dengan sampah lainnya
  3. Kumpulkan semua limbah bahan berbahaya di dalam tempat tertentu, misalnya di setiap satu RW ada satu tempat khusus untuk menampung sementara limbah berbahaya
  4. Saat pengelola sampah datang untuk mengambil sebaiknya mereka juga sudah memiliki kesadaran untuk tidak mencampur limbah berbahaya dengan sampah lainnya
  5. Setelah itu limbah B3 ini akan dikirimkan ke tempat pengelola limbah B3 yang sudah memenuhi standar.

Karena itu sosialisasi mengenai bahaya dari limbah B3 ini sangat penting untuk menyadarkan masyarakat agar jangan membuang limbah baterai bekas secara sembarangan sehingga tidak mencemari lingkungan yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Tempat buang limbah baterai?

Di beberapa negara maju daur ulang baterai dilakukan sangat serius. Banyak negara di Eropa Barat, tidak hanya di toko-toko tapi juga langsung di jalan, dilengkapi dengan kotak daur ulang baterai khusus dan menggunakan bahan daur ulang baterai 95 persen, khususnya dalam pemulihan logam bernilai tinggi.

Beberapa daerah sudah memiliki tempat penampungan baterai bekas sementara, seperti dikutip dari wwf.or.id beberapa tempat yang bisa menampung sampah baterai bekas antara lain:

Jakarta:
PT. Intimedia (Wikimu.com)
Jl. Pakubuwono 6 No. 99 (blkg Apotik Century)
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
cp: Bayu (0817 128 615)

Sekolah Cikal
Jl. T.B. Simatupang kav. 18
Jakarta 12430
cp: Mahmudin, bagian perpustakaan (0817 9249345)

Arief (Kos)
Gd. Sarana Jaya Tebet (Superindo)
Lt. 5 No.517
Jl. Tebet Barat IV
Jakarta 12810

Melly (Rumah)
Jl. Tutul 6 no.515
Pondok Bambu
Jakarta 13430
Telp: 0815 950 6400

Bandung:
Tobucil
Jl. Aceh no.56
Telp: 022 - 426 1548
cp: Tarlen

Yayasan Kontak Indonesia
Jl. KHA Dahlan No. 67
Telp: 022 - 723 0735
cp: Endy

Taken From DetikHealth

Amankah Bagi Kita Minyak Goreng Non Kolesterol ?


Banyak yang bertanya-tanya amankah minyak non kolesterol bagi kesehatan?, di dalam uraian di bawah akan dibahas beberapa hal penting seputar minyak yang patut sekiranya untuk kita ketahui sebagai penambah pengetahuan, silahkan dibaca

Selama ini banyak dijual minyak goreng dengan label non-kolesterol yang diklaim bagus untuk kesehatan. Tapi sebenarnya semua minyak goreng memang tidak mengandung kolesterol karena berasal dari nabati.

"Semua minyak adalah non-kolesterol, karena kolesterol adanya dari hewani," ujar dr Fiastuti Witjaksono MSc, MS, SpGK dalam acara jumpa pers Penanggulangan Kanker Kolorektal di Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Semanggi, Rabu (23/3/2011).

Masyarakat diharapkan tidak tertipu dengan label non-kolesterol yang tercantum pada kemasan minyak goreng. Tapi yang harus diperhatikan dalam memilih minyak goreng adalah kandungan minyak jenuh dan tak jenuhnya, sebaiknya pilihlah minyak yang banyak mengandung lemak tak jenuh tunggal maupun ganda.

dr Fiastuti menuturkan kolesterol biasanya terdapat pada makanan hewani seperti kuning telur, otak dan juga jeroan (isi perut).

Jika sudah memilih menggunakan minyak goreng sehat yang banyak mengandung lemak tak jenuh, maka proses memasaknya pun harus diperhatikan agar tetap bisa memperoleh manfaatnya dan tidak menjadi sia-sia.

Minyak goreng yang mengandung lemak tidak jenuh jika dipakai untuk menggoreng dalam suhu tinggi dan waktu memasak yang lama (misalnya makanan tersebut sering berkali-kali dipanaskan) maka kandungan lemak tak jenuhnya sudah berubah menjadi lemak jenuh.

Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh sebesar 30 persen dari kalori total, tapi umumnya pada beberapa jenis makanan moderen kandungan lemaknya sudah lebih dari 30 persen apalagi kalau semua makanan yang dikonsumsi dimasak dengan cara digoreng.

"Kalau sudah beli minyak goreng yang mahal tapi cara pakainya untuk menggoreng yang lama maka minyak ini menjadi tidak akan ada gunanya," ujar dokter yang juga tergabung dalam Pengurus PDGKI (Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia).

Cara pakai minyak goreng yang sehat, jika sudah memilih minyak dengan kandungan lemak tak jenuh sebaiknya hanya digunakan untuk menumis atau dicampur dalam salad dan bukan dipakai untuk menggoreng. Minyak goreng juga jangan dipakai berkali-kali dalam suhu yang tinggi.

Jika suatu makanan sering dipanaskan (berkali-kali) dan dimasak dalam suhu tinggi akan membuat vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya menjadi hilang. Yang terpenting mulailah mengubah cara memasak dari menggoreng menjadi merebus atau mengukus untuk menghindari lemak jahat.

Taken From DetikHealth

Berikut juga ada artikel tentang jenis-jenis minyak lengkap dengan komposisinya


1. BAGUS = ASAM LEMAK TAK JENUH RENDAH.
  • Minyak yang bagus didasarkan pada tujuan pemakaian. Jika untuk menggoreng dan demi cita rasa gurih dan renyah, minyak goreng kelapa sawit dengan kandungan asam lemak jenuhnya yang tinggi bisa mewakili. Minyak sawit kadang dianggap jahat, karena kandungan asam lemak jenuhnya yang tinggi (hampir 50%) dan disamakan dengan lemak hewan yang juga jenuh seperti mentega dan lard (lemak babi). Padahal minyak sawit ini berbeda dengan lemak yang hiperkolesterolemik seperti lard.
  • Asam lemak pada minyak terdiri atas 3 jenis, yaitu lemak jenuh, lemah tak jenuh tunggal, dan lemak tak jenuh ganda. Minyak jagung dan kedelai mengandung sekitar 10% lemak jenuh dan 90% lemak tak jenuh. Pada minyak kelapa sawit kandungannya seimbang.
Sayangnya masyarakat bahkan dunia seakan mematok baik tidaknya minyak goreng berdasarkan tinggi rendahnya kandungan asam lemak tak jenuh yang dikandungnya.

2. MINYAK KEDELAI/ JAGUNG LEBIH SEHAT DARIPADA SAWIT
  • Dari sisi kesehatan, masih timbul pro dan kontra mengenai mana yang lebih baik antara minyak tropis (kelapa sawit) dan non-tropis ( jagung dan kedelai). Penelitian tentang minyak kedelai ataupun minyak jagung yang dilakukan oleh ilmuwan barat menggiring kearah temuan bahwa kedua minyak tersebutlah yang baik. Hasil-hasil kajian tentang minyak sawit sendiri masih terbatas.
  • Memilih minyak goreng baiknya didasarkan pada tiga hal yaitu kandungan gizi, harga serta cita rasanya. Mengacu dari tiga hal itu, minyak goreng kelapa sawit yang banyak beredar dipasaran sudah layak menjadi pilihan.
3. SEMAKIN JERNIH = SEMAKIN BAIK KUALITASNYA
  • Minyak yang jernih tidak selalu lebih baik dari yang berwarna kuning kemerahan. Beragam warna pada minyak goreng mencerminkan tingkat kandungan Beta-Karoten-nya (Pro-vitamin A). Warna kuning kemerahan pada sawit menunjukan Beta-Karoten yang tinggi. Dari segi gizi ini bagus untuk tubuh.
4. MINYAK KEMASAN LEBIH SEHAT DARI CURAH
  • Minyak goreng kemasan umumnya melalui proses produksi lebih lama dibanding minyak curah karena mengalami beberapa proses. Proses produksi sedikit banyak mempengaruhi kualitas minyak goreng yang dihasilkan baik secara fisik maupun secara kandungan gizi. Sebetulnya minyak curah layakmenjadi minyak sayur, hanya saja tingkat higienisnya tidak sebaik minyak kemasan.
5. NON-KOLESTEROL DIJAMIN LEBIH SEHAT
  • Pemasangan label non-kolesterol sungguh menyesatkan. Klaim tersebut menciptakan citra seolah minyak goreng tersebut memiliki nilai lebih ketimbang produk lain yang tidak mencantumkan klaim serupa. Minyak goreng dari nabati seperti kelapa, kelapa sawit, jagung dan bijibunga matahari tidak mengandung kolesterol. Penyebutan non-kolesterol ini juga bisa menimbulkan pemahaman keliru. Seolah-olah karena tidak ada kolesterol, minyak ini boleh dikonsumsi bebas. Walau terbuat dari nabati, minyak goreng tetap mengandung asam lemak. Jika dikonsumsi berlebihan tak baik juga untuk kesehatan.
6. CARI YANG BER-OMEGA 6 dAN 9
  • Jangan mudah terbujuk rayu dengan minyak goreng yang mengklaim mengndung omega 6 dan 9. Minyak goreng ber-omega adalah trik produsen, karena omega 9 atau asam oleat adalah bagian dari minyak yang berbebtuk cair atau disebur olein. Jadi sebenarnya Olein bukan mengandung Omega 9 tetapi merupakan kandungan alami dari Olein
7. HARUS 2x PENYARINGAN DAN MELALUI 5x PROSES
  • Tidak ada yang istimewa denga keunggulan itu, karena minyak goreng dari bahan apapun sejak dulu pun mengalami beberapa multiple proses. Penyaringan dua kali merupakan proses pemisahan minyak fase padat (stearin) dari fase cair. Jadi, agar stearinnyat tidak terbawa, dilakukanlah 2x penyaringan. Jika hanya dilakukan 1x terkadang minyak masih ada yang membeku. Tapi minyak yang beku sebenarnya tidak berbahaya bagi kesehatan.
8. YANG BAGUS YANG BISA DIMINUM
  • Meski terkesan janggal, minyakk goreng yang sudah mengalami beberapa tahap memang bisa diminum. Namum bisa diminum disini tidak diartikan minyak tersebut terjamin lebih higienis dan lebih bagus dibandingkan yang lain.
Taken From: Medicalzone.org

Jumat, 18 Maret 2011

Panduan WHO tentang krisis Nuklir di Jepang

Baru baru ini bencana tsunami diikuti bencana nuklir yang menimpa PLTN Fukushima di artikel ini diulas singkat tentang cara menghindari radiasi berlebihan di daerah terpapar, semoga berguna bagi kita semua

Akibat akibat krisis nuklir Jepang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan panduan baru tentang bagaimana meminimalkan paparan terhadap radiasi yang dapat menyebabkan kanker. Dampak ini terutama mengenai anak-anak dan usia dewasa muda.

WHO mengatakan, kebijakan yang diambil Jepang sejauh ini telah memenuhi rekomendasi kesehatan publik, termasuk mengevakuasi orang-orang dalam jarak 20 km dari PLTN Fukushima dan meminta orang-orang dalam jarak 30 km dari PLTN untuk tinggal di dalam rumah.

WHO menegaskan, tidak ada indikasi bahaya keamanan pangan akibat impor produk makanan dari Jepang. Namun, WHO tetap meminta pemerintah Jepang untuk tetap melindungi produksi pangan dan ternak meski tidak langsung berasal dari daerah sekitar PLTN. Demikian seperti dikutip dari Health24 dari Reuters Health, Jumat (18/3/2011).

Berikut daftar rekomendasi utama WHO:

1. Radionuklida utama yang dilepaskan PLTN Fukushima adalah cesium radioaktif dan yodium radioaktif. Anggota masyarakat bisa terpapar langsung ke radionuklida menyebar di udara atau lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bahan tersebut.

2. Jika yodium radioaktif dihirup atau ditelan, bahan ini akan berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid dan meningkatkan risiko kanker tiroid. Risiko ini dapat diminimalkan dengan mengonsumsi pil kalium iodida yang memenuhi kelenjar tiroid dan membantu mencegah pemasukan bahan radioaktif. Ketika diberikan sebelum atau segera setelah terpapar, langkah ini dapat mengurangi risiko kanker dalam jangka panjang. Otoritas nasional adalah pihak yang tepat untuk menentukan apakah pil seseorang yang terpapar yodium radioaktif boleh mengonsumsi pil atau tidak.

3. Jika dosis radiasi melebihi ambang batas tertentu, maka dapat menyebabkan kulit kemerahan, rambut rontok, luka bakar radiasi, dan sindrom radiasi akut. Karena pekerjaan mereka, penyelamat dan pekerja PLTN dapat terkena dosis radiasi yang lebih tinggi daripada masyarakat pada umumnya.

4. Paparan radiasi dapat meningkatkan risiko kanker. Di antara penduduk yang selamat di Jepang dari bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang dijatuhkan pada Agustus 1945, risiko leukemia meningkat beberapa tahun setelah paparan radiasi, sedangkan risiko kanker lain meningkat lebih dari 10 tahun setelah paparan.

5. Risiko kanker tiroid akibat paparan radiasi terjadi lebih tinggi pada anak dan kalangan dewasa.

6. Jika diperlukan, langkah-langkah seperti membatasi konsumsi sayuran dan produk susu yang dihasilkan di sekitar PLTN juga dapat mengurangi paparan.

7. Jika Anda masuk ke dalam ruangan setelah terpapar radiasi, tanggalkan baju di pintu masuk untuk menghindari kontaminasi lebih lanjut di rumah atau tempat tinggal Anda. Buang pakaian dan sepatu yang Anda pakai, lalu tempatkan dalam kantong plastik. Tutup rapat plastik, kemudian taruh di lokasi yang aman, jauh dari ruang tamu, anak-anak, dan hewan peliharaan.

8. Shower atau mandi dengan air hangat, bukan mendidih, dan sabun. Beritahu kepada otoritas nasional bahwa Anda mungkin telah terkontaminasi agar pakaian dan barang-barang pribadi bila ditangani secara tepat dan dibuang menurut prosedur nasional yang berlaku.

9. Jika Anda disarankan untuk tinggal di dalam rumah, Anda harus menemukan ruangan teraman di rumah atau bangunan kantor yang tidak memiliki jendela atau pintu. Sistem ventilasi, seperti sistem pemanas dan pendingin harus dimatikan.

10. Makanan dapat terkontaminasi bahan radioaktif sebagai hasil dari darurat nuklir atau radiologi. Permukaan makanan seperti buah-buahan dan sayuran atau pakan ternak bisa menjadi radioaktif akibat bahan radioaktif yang jatuh di atasnya lewat udara atau melalui air hujan.

11. Seiring waktu, radioaktif juga dapat menyebar ke dalam makanan; radionuklida ditransfer melalui tanah ke dalam tanaman atau hewan lewat sungai, danau, dan laut di mana ikan dan kerang bisa mengonsumsi bahan ini.

12. Radioaktif tidak dapat mencemari makanan yang dikemas, misalnya makanan kalengan atau plastik. Makanan tersebut dilindungi dari bahan radioaktif selama makanan tersebut disegel.

13. Pada tahap awal keadaan darurat, dan jika aman untuk melakukannya, sayuran dan pakan ternak dapat dilindungi dengan lembaran plastik atau terpal. "Bawa ternak dalam lahan penggembalaan. Pindahkan hewan ke gudang. Tutup tanaman dan hasil panen dengan baik.

14. Hindari konsumsi susu yang diproduksi secara lokal, seperti susu atau sayuran, hindari menyembelih hewan dan jangan memancing, berburu, atau mengumpulkan, makan jamur hutan, dan tanaman hutan lainnya.

Taken From Okezone.com

Kamis, 17 Maret 2011

Payudara Tipe D Harus Waspada


Ternyata payudara yang besar mempunyai resiko, di artikel ini juga dijelaskan beberapa informasi menarik tentang kewaspadaan yang harus kita punyai bila kita mempunyai berat badan berlebih, silahkan disimak

Jakarta, Berbagai faktor risiko penyakit kronis bisa diketahui dari tanda-tanda yang tampak pada tubuh, antara lain ukuran payudara. Risiko diabetes lebih tinggi pada pemilik payudara berukuran D, sementara yang berukuran A relatif lebih aman.

Fakta ini disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan Dr Michael Farley di Kanada, beberapa waktu lalu. Penelitian yang dilakukan selama 10 tahun itu mengungkap, ukuran payudara di usia 20 tahun bisa jadi patokan untuk memperkirakan faktor risiko diabetes tipe 2.

Perempuan umur 20 tahun yang memiliki payudara berukuran D umumnya 1,5 kali lebih rentan mengidap diabetes dibandingkan yang memiliki payudara berukuran A. Makin besar ukurannya, makin tinggi faktor risiko untuk terkena penyakit yang lebih dipengaruhi oleh gaya hidup tersebut.

"Sederhana saja, payudara berukuran D cenderung lebih banyak dimiliki oleh perempuan yang gemuk atau overweight. Supaya tidak kena diabetes, jaga berat badan tetap ideal," ungkap Dr Farley seperti dikutip dari The Sun, Jumat (18/3/2011).

Selain ukuran payudara, berikut ini beberapa tanda lain yang menunjukkan faktor risiko atau bahkan merupakan gejala penyakit kronis.

1. Gangguan indra penciuman
Seseorang yang berisiko tinggi mengalami Parkinson (kerusakan saraf yang dicirikan dengan gejala tangan gemetar dan susah bicara) biasanya kurang peka terhadap aroma buah khususnya jeruk dan pisang.

2. Lidah memutih
Lapisan putih yang menyelubungi permukaan lidah menunjukkan adanya infeksi jamur (oral thrush). Bahkan menurut ilmu pengobatan tradisional China, gejala ini bisa juga menandakan kekurangan zat besi dan faktor risiko gangguan pencernaan.

3. Kaki jenjang
Khusus perempuan, jangan terlalu bangga jika memiliki kaki jenjang yang seksi. Menurut peneliti dari University of Bristol, perempuan dengan panjang kaki antara 50-73 cm lebih berisiko mengalami kelebihan enzim tertentu yang memicu gangguan hati.

4. Telinga keriput
Menurut penelitian di University of Chicago, keriput di satu sisi telinga memiliki risiko gangguan jantung 33 persen lebih tinggi. Jika keriput itu muncul di kedua sisi, peningkatan risiko menjadi 77 persen.

5. Rambut lebat di jari kaki
Jari kaki yang berambut khususnya pada perempuan menunjukkan risiko gangguan sirkulasi darah, sehingga disarankan untuk menjaga gaya hidup dan pola makan yang sehat. Rambut lebat di bagian ujung atau ekstremitas tubuh menunjukkan bahwa jantung tidak cukup kuat untuk memompa banyak darah ke bagian tersebut.

Taken from detik health edited by drt

Susu Manakah Yang Boleh Dikonsumsi ?

Susu merupakan minuman sehat yang layak dikonsumsi. Zat penting yang terkandung di dalam susu antara lain:
* protein
* vitamin D
* potassium
* kalsium
* riboflavin
* vitamin B12
* fosfor
* vitamin A
* niacin

Susu yang sudah dibuka dan ditempatkan di sebuah wadah hanya akan awet paling lama dua jam. Susu segar, yakni yang hanya mengalami proses pasteurisasi (pemanasan) sampai suhu 85 derajat celsius selama 30 detik, sebaiknya segera dihabiskan setelah dibuka. Jika tidak, maka simpan susu dalam suhu dingin (4 derajat celsius).

Pendinginan ini bertujuan untuk menghambat tumbuhnya bakteri pembusuk. Dalam keadaan dingin, susu segar bisa bertahan selama dua hari. Susu segar kemasan yang belum dibuka atau tidak mengalami kebocoran wadah bisa disimpan dalam keadaan dingin paling lama enam bulan.

Beberapa ciri yang menandakan susu rusak dan tidak layak dikonsumsi :

* Terjadi perubahan rasa dan aroma, yaitu menjadi asam, busuk, dan tidak segar.

* Tampak menggumpal atau memisah. Khusus yoghurt, rasanya memang asam, tetapi bila masih bagus, maka aromanya segar dan penampakan produk tidak memisah.

* Susu kental manis secara alami akan mengalami perubahan warna dan kekentalan. Produk tersebut masih aman dikonsumsi meski warna berubah agak tua dan lebih kental, asalkan rasa dan aromanya masih normal.

* Untuk susu cair, perubahan warna biasanya menunjukkan indikasi awal kerusakan. Itu tanda adanya pertumbuhan bakteri dan peningkatan keasaman. Jadi, sebaiknya tidak dikonsumsi susu mana yang membuat and

* Dari sekilas uraian di atas silahkan menentukan susu yang mana yang layak dikonsumsi da

Taken From Kompas.com - by: drt